Kamis, 29 Maret 2012

Kumbung Jamur Tiram di Penarungan

Setelah proses pembuatan baglog selesai, tahap berikutnya adalah memindahkan baglog yang sudah ditumbuhi miselium ini ke dalam kumbung jamur yang ada di desa Penarungan, .kecamatan Mengwi, kabupaten Badung, Bali, tepatnya di banjar Bangkiangsidem yang terkenal memiliki masyarakat yang ramah, alam yang indah dan udara yang masih bersih dan sejuk.. hahaa..(promosi)

Penampakan kumbung sederhana di Penarungan
Rak jamur dalam kumbung

Hal-hal yang diperhatikan dalam pembuatan kumbung jamur dan dalam perawatan baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik adalah :
  • Sirkulasi udara
  • Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak) tetapi kumbung juga tidak terlalu gelap
  • Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik kelembaban adalah sekitar 85%.
  • Bersih dari kontaminasi asap dan C02.
  • Menjaga selalu kebersihan kumbung
  • Pengawasan terhadap hama

Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman dari segi sirkulasi udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung terlalu banyak sehingga terkesan sesak.

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :

Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi jamur, jika ya, hanya sedikit dan lambat.
Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur hingga kondisinya sesuai. Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama. Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang jika terdapat log kontaminasi . Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam kumbung untuk mengeluarkan gas tersebut.

Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan tubuh buah terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
Penyebabnya 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting jamur tidak terkena sinar matahari secara langsung. Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi jamur, log mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida. Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau menutup pintu dan jendela kumbung. Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka. Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah akan terlambat.

Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pebudidaya jamur tiram. Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya untuk memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.

Sumber:  http://jamursekolahdolan.blogspot.com/2008/11/perawatan-yang-tepat-menghasilkan-panen.html

Proses Pembuatan kumbung oleh tukang yang sudah profesional

Ciri usaha yang akan laris (tangan terluka saat pembuatan kumbung)







Proses Budidaya Jamur Tiram Putih

Secara sederhana proses budidaya jamur tiram akan saya bagi menjadi 4 proses:

  1.     Pembuatan bibit (f0 sampai f2)
  2.     Pembuatan Baglog
  3.     Pemeliharaan Baglog dalam kumbung
  4.     Panen dan pemasaran.

Inokulasi dari F0 (media agar) ke F1

Berikut akan membahas sedikit metode Pembuatan Baglog. Pembuatan baglog disini menggunakan metode yang umum dilakukan, yaitu metode komposting sebagai berikut:

a. Menyiapkan Bahan
Semua bahan yang diperlukan ditakar atau ditimbang sesuai formulasi yaitu :
·    Serbuk gergaji         100      Kg
·    Dedak                     15        Kg
·    Tepung jagung         5          Kg
·    Gypsum(CaSo4)      500      gr
·    Kapur(CaCo3)        5          Kg
·    Air                          60        %
Jadi bahan yang dipakai adalah bahan organik atau tanpa penambahan zat kimia, sehingga hasil produksi jamur juga menyehatkan.
pengepressan plastik rol  setelah dipotong-potong
b. Pengayakan
Serbuk gergaji yang dipakai diusahakan bukan dari kayu keras dan bergetah, sehingga kayu sengon/arbesia adalah bahan yang sangat cocok. Serbuk gergaji ini biasanya masih tercampur dengan potongan-potongan kayu yang cukup besar. Sehingga diperlukan pengayakan sehingga keseragaman merata. Potongan-potongan kayu apabila tidak dipisahkan dapat merusak kantong plastik.
pengayakan gergajian yg serius tapi santai
c. Pencampuran
Bahan – bahan yang sudah ditimbang sesuai dengan komposisi, dicampur dengan serbuk gergaji yang sudah diayak. Pencampuran harus merata, tidak boleh ada gumpalan – gumpalan terutama serbuk gergaji dan kapur.
pengadukan dgn alat minimal anugrah Tuhan (kaki)


d. Pengomposan
Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk campuran serbuk gegaji tadi. Tumpukan itu harus diselubungi secara rapat menggunakan plastik atau terpal. Lamanya pengomposan 1-2 hari, proses pengomposan dinyatakan berhasil apabila ditandai peningkatan suhu pada kisaran 45 oC.

e. Pembungkusan
Campuran serbuk gergaji yang telah selesai dikompos siap dikemas kedalam plastik polypropylene dengan ukuran : Lebar 18 cm, Panjang 35 cm, dan tebal 0,05 mm. Pengisian dilakukan ¾ dari volume plastik. Padatkan dengan menggunkan alat pemadat atau secara manual. Bila pengisian kurang padat media tanam mudah hancur dan rusak. Akibatnya miselium Jamur mudah busuk sehingga produksipun rendah.
Proses pembungkusan
Sambil sharing ilmu biar makin sakti :)

f.  Sterilisasi
Proses ini merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk diperhatikan. Sterilisasi media ini dilakukan untuk menekan dan mematikan pertumbuhan mikroba lain. Baik jamur jenis lain maupun bakteri kapang, khamir dan sejenisnya, yang dapat menghambat pertumbuhan miselium. Proses ini dilakukan pada suhu 90oC - 100 oC selama 8-10 jam. Alat yang digunakan bisa mengguankan Drum yang sudah dimodifikasi atau ruangan vacum yang diliri uap panas. intensitas Api perlu selalu diperhatikan agar tidak terjadi penurunan suhu ruang yang mengakibatkan tidak maksimalnya suhu dan akhirnya bakteri dan jamur jenis lain masih dapat berkembang.
Proses Sterilisasi dengan drum dan kayu bakar
minimal 8 jam

g. Inokulasi
Inokulasi adalah proses menanamkan bibit jamur tiram ( F2 ) sebanyak 1- 3 sendok makan, kedalam baglog setelah suhu baglog dibawah 30 oC. Penutup plastik diganti dengan kertas atau koran yang telah dipotong dengan ukuran secukupnya, disesuaikan dengan ukuran Cicin Log. Proses ini dilakukan pada ruangan steril (minimalisasi dengan kontak udara luar/ ruangan disemprot dengan alkohol 70 %). Dalam melakukan kegiatan inokulasi, lampu spiritus harus selalu dihidupkan untuk membakar bakteri atau jamur lain yang terdapat pada udara bebas, serta seluruh peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Selain faktor sterilisasi Alat dan ruangan, mutu bibit juga mempengarugi pertumbuhan miselium, sehinga harus benar-benar diperhatikan kwalitas bibit yang akan ditanam.
Bibit yang kuat akan mengalahkan pungi lain dalam baglog


h. Inkubasi
Proses penyimpanan baglog pada dataran yg lebih tinggi berlansung selama 21–30 hari, sampai jamur siap ditumbuhkan dari baglog. Setelah miselium memenuhi baglog dengan ciri warna putih memenuhi seluruh media, maka dapat dipindahkan ke kumbung produksi dan penutup kertas dapat dibuka. Maka dalam waktu 5 – 10 hari, jamur akan mulai tumbuh.
Simpan ditempat lebih tinggi sehingga suhu lebih panas (30 oC)



Baglog dengan miselium yang sudah tumbuh 50%



Penyimpanan dalam kumbung
Pameran Rizky Jamur

Petani Jamur Tiram Putih

Profesi sebagai petani sudah mulai ditinggalkan di negara ini, banyak orang bilang kejayaan zaman agraris sudah berakhir, sudah diganti dengan zaman industri dan zaman industripun telah diganti oleh zaman informasi. Jadi profesi petani sudah dianggap ketinggalan zaman. haha... zaman sekarang yang kaya bukanlah mereka yang memiliki lahan pertanian yang luas atau berpendidikan tinggi saja, tapi mereka yang mengetahui informasi paling cepat.
Namun apapun pendapat orang, akan selalu ada orang berhasil di bidang yang dibilang sudah kadaluarsa, atau ada juga yang gagal di bidang yang dibilang populer. Itu sebabnya saya ambil profesi sebagai petani jamur tiram ini, meskipun tidak punya dasar pendidikan pertanian yang memadai namun tetap saya jalani.
Usaha ini berawal dari pertemuan saya dengan seorang pengusaha Jamur Tiram yaitu Bu Ketut Sandri dan suaminya, mereka adalah pasangan suami-istri yang berbahagia dan mau berbagi pengalaman dengan siapapun. Zaman sekarang jarang sekali saya bertemu dengan pengusaha yang bersedia berbagi ilmu, bahkan berbagi yang disebut orang lain sebagai rahasia perusahaan secara cuma-cuma.
Dari beliau saya diperkenalkan budidaya jamur tiram putih ini, mulai dari cara pembuatan bibit, perawatan, bahkan sampai cara pemasarannya. Sehingga menjadi inspirasi bagi tulisan ini, dan ucapan terimakasih yang teramat dalam buat mereka yang telah mengijinkan saya untuk ikut belajar budidaya jamur tiram putih.
Diijinkan bertamu, dikasi minuman, kue, makan siang dan dapat mentoring gratis dari ahlinya.


Kandungan gizi Jamur Tiram

Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.[9]
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori.[10] Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein.[10] Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%.[10] Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium.[10][11] Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.[10] Serat jamur sangat baik untuk pencernaan.[10] Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.[12][10]
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian.[10] Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah.[10] Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering.[10] Kandungan proteinnya 10,5-30,4%.[10] Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%.[10] Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.[10] 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya.[10] 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak.[10] Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi.[10] Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium.[10] Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb.[10] Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.[10] Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.[10]